NGARUHKE, NGUWONGKE LAN NGRASAKKE
#Siap Selamat dari Corona ala semaki
COVID-19 merupakan penyakit akibat infeksi virus Corona atau SARS-CoV-2 yang menyerang sistem pernapasan. Sebagian orang yang terkena infeksi virus Corona bisa saja tidak mengalami gejala apa pun, tetapi banyak juga yang mengalami gejala. Biasanya, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2–14 hari setelah terpapar virus Corona.
Selama 14 hari melaksanakan isolasi mandiri adalah hal yang wajib dilakukan untuk menggindari penularan kepada orang lain. Selama 14 hari ini meskipunselalu berada di dalam rumah akan menjadi hal yang menyeramkan bagi sebagian orang, apalagi kalau dalam kesehariannya terbiasa aktif di lingkungan social. Bagaimana bertahan selama 14 hari isolasi mandiri?
Dukungan lingkungan sekitar, peran orang-orang terdekat sangat dibutuhkan untuk melewati masa isolasi mandiri ini. Metode Ngaruhke, Nguwongke dan Ngrasakke #Siap Selamat dari Corona Ala Semaki mungkin bisa membantu anda yang bergerak di bidang relawan pandemic corona, satgas kampong maupun para pemangku wilayah.
NGARUHKE
Orang yang menjalani isolasi mandiri meskipun tercukupi kebutuhan fisik baik makanan maupun sarana olahraga dirumah tetap akan merasakan tekanan yang serius hingga menimbulkan perasaan stress baik ringan maupun berat/depresi. Kondisi ini sangat berbahaya bagi orang yang terpapar corona, karena kondisi psikis yang kurang stabil akan berpengaruh pada tingkat imunitas.
Strategi NGARUHKE #Siap Selamat dari Corona Ala Semaki adalah satu strategi dimana warga yang terpapar corona dan harus menjalani isolasi mandiri menjadi tanggung jawab tetangga sekitar untuk selalu menyapa lewat media social. Ngobrol online ini diisi hal-hal yang tidak berkaitan dengan corona, ngobrol dengan tema-tema ringan sebagaimana obrolan antar tetangga ini ternyata efektif untuk mempercepat proses penyembuhan, data yang masuk di kelurahan semaki rata-rata setelah tiga hari pasien corona yang menjalani isolasi mandiri dengan perlakuan NGARUHKE oleh tetangga sekitar sudah tidak merasakan gejala.
NGUWONGKE
Image yang berkembang di masyarakat sampai sat ini, meski pandemic sudah berjalan lebih dari 14 bulan di Indonesia masih tetap menganggap orang terpapar adalah ancaman dan bias menularkan penyakit yang membahayakan dan memeatikan, sehingga harus dijauhi. Image ini bukan hanya berlaku pada orang yang tidak terpapar corona, akan tetapi sebagian besar orang terpapar corona juga punya pemikiran yang sama. Pemikiran orang-orang dekat akan semakin menjauh dan memandang rendah penderita corona tetap melekat dalam benaknya.
Warga terpapar yang menjalani isolasi mandiri butuh untuk diperhatikan dan diakui sebagai bagian komunitas masyarakat seperti hari-hari sebelum terpapar corona. NGUWONGKE #Siap Selamat dari Corona Ala Semaki merangkul warga secara online, meskipun menjalani isolasi mandiri warga tetap diikutkan dalam pengambilan keputusan tingkat komunitas. Informasi tentang rencana pembangunan, program kerja wilayah dalam penyusunannya tetap melibatkan warga yang terpapar corona, permintaan pendapat melalui media online tetap dilakukan. Dengan demikian warga terpapar tetap merasakan bahwa mereka tetap menjadi bagian penting dalam komunitas.
NGRASAKKE
Tidak ada satupun manusia yang menginginkan rasa sakit. Setiap orang senantiasa ingin menjadi orang sehat, selalu kuat dan berumur panjang. Manakala menemui kondisi sakit, beban psikis dan fisik akan sangat terasa karena apa yang terjadi berbeda dengan ekspektasinya. NGRASAKKE #Siap Selamat dari Corona Ala Semaki merupakan sebuah perlakuan BERBAGI RASA antar warga. Beban psikis bisa terbagi dengan melalui sharing dan saling menguatkan antar warga, baik sesama warga terpapar corona maupun antara warga sehat dengan warga yang terpapar. Saling komunikasi bertukar informasi dengan perasaan IKUT MERASAKAN akan sangat membantu kesembuhan warga yang terpapar.
Kekompakan warga dalam menghadapi pandemic merupakan kunci keberhasilan dalam menghalau corona. (SURYA-A0216)